Kamis, 10 November 2011

Kapita Selekta-Resume


Data Center dan Disaster Recovery Center
Pembicara : Amos suluh Yudha Pradana
                Semua perusahaan yang bergerak di bidang apapun tentu memiliki data-data yang harus disimpan dalam satu wadah dan digunakan untuk kepentingan kemajuan dari perusahaan itu sendiri. Fasilitas atau wadah utama pemprosesan data yang terdiri dari perangkat keras dan perangkat lunak untuk mendukung kegiatan operasional secara berkesinambungan tersebut dinamakan dengan Data Centre. Data Centre juga merupakan jantung operasional dari aspek system dan teknologi yang berfungsi sebagai support utama bisnis, sementara itu Helpdesk & Command Center (HDCC) menjadi pusat komand bagi operasional system secara keseluruhan.

Sebagai salah satu bank terbesar di Indonesia, bank Mandiri dengan visi dan misinya sebagai “Bank Terpercaya Pilihan Anda” memiliki fasilitas / infrastruktur pendukung Data Center yang terdiri dari power, rack, cooling, service & management merupakan layer Network Critical Physical Infrastructure (NCPI) sebagai pondasi yang mensupport agar kerja sistem senantiasa memiliki tingkat availability dan reliability yang tinggi serta dapat mendukung operasional selama 7x24 jam. Dengan prinsip desainnya yaitu sederhana, scalable, fleksible, modular, robust dan standardize. Hal ini dibuat berdasarkan empat tujuan yaitu utilization of facilities, low cost of operation, standardization and predictability serta efficiency dalam desain data centre. Tidak hanya secara desain penempatan data centrepun memiliki indicator tersendiri seperti lokasi, jarak, kondisi fisik, lingkurngan social dan gangguan keamanan, sementara perhitungan dari segi prasana harus terdapat listrik,sarana transportasi, telekomunikasi, air, layanan umum seperti rumah sakit.polisi,pemadam kebakaran dan sebagainya. Dalam hal penataan rakpun, harus memiliki konfigurasi “hot aisles / cold aisles” agar sirkulasi udara tertata dengan baik dan perangkat mendapatkan suhu udara yang ideal, terutama pasokan udara dingin.


                Pertimbangan lain yang sangat riskan dan penting adalah adanya disaster atau bencana. Bencana yang kerap kali terjadi di wilayah Indonesia adalah banjir, gempa, tanah longsor, gunung berapi, tsunami, angin serta polusi dan vibrasi akan berakibat buruk pada data centre bank yang ada. Dan penanggulangannya tentu tidaklah mudah dan murah jika hal tersebut berhasil mengganggu kinerja data centre yang dimiliki oleh bank Mandiri. Oleh karena itu bank Mandiri telah menyiapkan Data Disaster Recovery (DRC)  yang berada di Cikarang-Jawa Barat sebagai DRC #1 dan Balikpapan-Kalimantan DRC #2 dengan pertimbangan kedua wilayah tersebut memiliki potensi gempa bumi yang rendah, memiliki kecendrungan terjadi petir pada waktu hujan, namun telah dimitigasi dengan mempergunakan sistem penangkal petir yang baik ditambah dengan pemasangan perangkat arrester pada panel listrik, berada pada dataran rendah, telah dimitigasi dengan sistem drainase yang baik. Tujuan lain yang membuat DRC #2 dibuat di Balikpapan sebagai Solusi interim untuk mitigasi resiko “double disaster”,  menunggu selesainya pembangunan  Landmark Bank Mandiri 2012 dan juga petimbangan letak antara Jakarta sebagai Pusat Data Centre dan Cikarang DRC #1 cukup dekat sehingga sangat mungkin jika terjadi “double disaster” terhadap Data Center & DRC. Jika hal itu terjadi DRC #2 atau yang biasa disebut DRC Boneo di Balikpapapn akan segera bekerja dan menanggulangi semua data-data bank Mandiri. Pada operasional DRC Borneo-Balikpapan mempergunakan pola managed service dengan IBM Indonesia, yang meliputi penyediaan Mesin (sewa) core banking dan aplikasi server based, day to day operation 7x24 terkait dengan  operasional sistem, DRC Test dan Tape Management. Data Centre dan data Disater Recovery Centre bank mandiri sendiri terus dikembangkan dengan tujuan sebagai WorldClass Data Centre.                      

Tidak ada komentar:

Posting Komentar